Keistimewaan Sya’ban dan Ramadhan. Sesungguhnya untuk yang mau mempelajari bulan demi bulan mengandung kelebihan tersendiri, Ramadhan turunnya Al-Quran, Zulhijjah disebut bulan haji, Nabi Ibrahim mengorbankan anak sendiri Ismail kemudian umat Nabi Muhammad SAW, menamakannya bulan korban. Bulan Rajab Isra’ Mikraj Rasulullah SAW. Bulan Sya’ban memiliki jumlah keistimewaan dan hikmah pula, yakni hikmah dan kebaikan yang dikandungnya. Bulan Sya’ban mendatangi kita tiap tahun guna memberikan kesempatan agar meningkatkan dan melipatgandakan berbagai amal kebaikan. Pada bulan inilah kesempatan bagi kaum muslimin memperbanyak amal ibadahnya serta perbuatan lainnya seperti memberi sedekah fakir miskin, membina anak yatim, memperbanyak puasa sunnat guna melatih diri menghadapi puasa Ramadhan nantinya.
Aisyah isteri Rasulullah SAW, menjelaskan sebagai berikut, bahwa selain Ramadhan, Nabi Muhammad SAW, selalu berpuasa pada bulan Sya’ban. Hadis yang diriwayatkan Usmah bin Zaid menjelaskan : “saya bertanya kepada Rasulullah SAW, : Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya tidak pernah melihat engkau memperbanyak puasa sunnat mu pada bulan-bulan yang lain, seperti yang engkau lakukan pada bulan Sya’ban. Rasulullah SAW, menjawab kepadanya dengan mengatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan yang terletak antara bulan bulan Rajab dan Ramadhan sering kali orang melupakan fadilah dan keutamaan yang terkandung didalamnya bulan tersebut. Padahal bulan tersebut segala amal perbuatan selama satu tahun diangkat kehadapan Allah SWT. Dan inilah sebabnya kenapa saya banyak berpuasa sunnat pada bulan tersebut, karenanya ingin amal dan perbuatan saya diangkat kehadapan Allah SWT. Dan saya dalam keadaan puasa.
Hadis diatas kemudian diperkuat lagi oleh hadis riwayat Anas ra. ” Orang muslim di zaman Rasulullah SAW, dan sahabatnya selalu meningkatkan bacaan Al-Quran setiap kali memasuki bulan Sya’ban, dan pada bulan Sya’ban jugalah mereka selalu membayar zakat mereka terhadap fakir miskin demi untuk membantu menghadapi bulan Ramadhan dengan jiwa yang tenang”. Kedua hadis Rasulullah itu mengingatkan kaum muslimin menyambut bulan Sya’ban dengan melaksanakan perintah Allah SWT, dan melaksanakan perbuatan yang baik-baik. Bagi mereka yang mendapatkan rezki yang dilebihkan Allah jangan lupa menyisihkan sebagian rezki itu untuk bersedekah dan membayar zakat. Mudah-mudahan Allah SWT, dengan menunjukkan amal ikhlas seorang muslim sejati disisi Allah SWT, akan menurunkan rahmat yang berlimpah kepada manusia dan alam sekitar. Seperti rahmat kesehatan, rahmat kesempatan, rahmat Iman dan rahmat Islam.
Hadis lain tentang keistimewaan bulan Sya’ban ialah kata Aisyah :” saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW, menyempurnakan puasanya satu bulan penuh, selain puasa bulan Ramadhan dan saya tidak melihat pula Rasul SAW, berpuasa dibulan lain, lebih banyak dari bulan Sya’ban”. (Hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim). Keterangan hadis diatas menyelaraskan puasa sunnat yang dilakukan Rasul SAW, pada bulan Sya’ban lebih banyak dilakukan dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Kecuali Ramadhan Rasul SAW. Melakukan puasa sunnat, cukup banyak.
Mengapa puasa bulan Ramadhan dilakukan sebulan penuh? Karena puasa pada bulan Ramadhan merupakan puasa yang diwajibkan bagi orang-orang beriman (Al-Baqarah : 183). Berpuasa berarti menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas rahmdan karunia dan nikmat Allah yang kita peroleh. Melalui puasa sunnat dan puasa wajib, berarti kita menyatakan rasa syukur kepada-Nya. Selain berterima kasih itu melalui puasa membuktikan bahwa kita sanggup menahan makan dan minum dan menahan segala hawa nafsu yang menyesatkan disebut hawa nafsu hewani. Dan hikmah puasa lainnya, adalah memberikan pendidikan kepada kita untuk berdisiplin diri dan mendidik pula rasa belas kasihan bagi orang-orang yang tidak mampu dan dengan puasa dapat terjaga kesehatan rohani dan jasmani. Sebaiknya lakukan puasa baik puasa sunnat dibulan Sya’ban maupun puasa wajib di bulan Ramadhan.
Setelah dapat memahami dan menjalankan apa yang terkandung pada bulan Sya’ban jadi istimewa sebagai hadis Rasul SAW, tersebut diatas yang diriwayatkan Usmah bin Zaid, kapan sampai bilangan perjalanan bulan sampai bulan Ramadhan bermodalkan pengalaman di bulan Sya’ban Insya Allah dapat dengan ikhlas mengamalkan ibadah selama bulan Ramadhan nanti ikhlas karena Allah SWT. Benar cara mengerjakan ibadah tersebut, yakni tujuan hendak dicapai redha Allah. Merasakan fakir dalam amal (miskin dalam amal) selama Ramadhan nanti hindari menunda amal shaleh untuk dikerjakan atau mengulur-ngulur waktu shalat umpamanya.
Inilah yang dimaksud ke istimewaan dan hikmah bulan Sya’ban dan bulan Ramadhan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.